قَالَ أَبُو مَالِكٍ الأَشْعَرِي ׃ اَلاَ اُحَدِّثُّكُمْ بِصَلاَةِ النَّبِيِّ ص٠م ؟ قَالَ ׃ فَأَقَامَ الصَّلاَةُ ٠٠٠ وَ صَفَّ خَلْفَهُمُ الْغِلْمَانُ ٬ ثُمَّ صَلَّى بِهِمْ٠
"Abu Malik Al-'Asya'ari mengatakan: Maukah kuberitakan kepada kalian tentang shalat Nabi saw? Ia berkomentar: Maka di kumandangkan "iqamah" shalat ... Maka berbarislah orang-orang dewasa, dan anak - anak berbaris di belakang mereka, kemudian Nabi shalat bersama-sama mereka."
Tidaklah kita dapatkan dalam satu agama pun, baik transmisi agama samawi atau asamawi, baik undang-undang buatan atau aturan sosial tentang etika sebaik sebagaimana saya lihat dalam Islam.
Islam adalah undang-undang manusia sempurna yang masalah sekecil atau sebesar apa pun pasti mengaturnya.
Adapun hadis atau pesan ini, berkenaan dengan etika-etika di masjid dan shalat jama'ah, serta shaff untuk anak-anak. Kita semua wahai pemuda pemudi ... sekarang ini amat mendesak menelaah ulang potret dan kenyataan yang kita lihat sehari- hari di masjid kita. Entah itu shalat jama'ah fardhu, atau shalat jamaah di luar shalat fardhu.
Abu Malik Al-Asy'ari mengatakan kepada sebagian kaum muslimin yang kebetulan tidak menjumpai Rasulullah saw (mereka adalah tabi'in): "maukah kalian kuberitakan tentang shalat Nabi saw? Kemudian ia menambahkan: Maka di dengungkanlah "iqamah" shalat, dan orang- orang dewasa pun berbaris."
Dalam hadis lain Nabi mengatakan:
تَسْوِيَةَ الصُّفُوْفِ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ٠
"Meluruskan shaff adalah sekian di antara kesempurnaan shalat."
إِنَّ اﷲَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى الصَّفِّ الأَعْوَجِ٠
"Sesungguhnya Allah sama sekali tak akan melihat barisan yang bengkok."
Nabi juga memerintahkan kita untuk:
نَسُدَّ الفُرَجَ
menutup lubang barisan (shaff) sebab lubang barisan adalah
مَنَافِذُ الشَّيْطَانِ
pintu-pintu setan.
Artinya, tidak boleh kita membiarkan ada lobang atau jarak di antara orang-orang yang berbaris. Bahkan harus saling menempel sehingga barisan rapat dan teratur.
Di antara kesalahan umum ialah jama'ah masjid seringkah menitikberatkan kaki di dalam meluruskan barisan. Padahal mereka tahu bahwasanya kita diperintahkan dari Nabi saw (juga untuk) meluruskan pundak dan bahu.
... Dan anak-anak berbaris di belakang orang dewasa). Karenanya, tempat anak- anak adalah di barisan-barisan belakang, bukan di barisan-barisan permulaan. Yang demikian bukan berarti mengurangi hak mereka atau diartikan menyepelekan urusannya. Namun yang demikian adalah meletakkan sesuatu sesuai tempatnya, dan mereka pun niscaya suatu hari akan menjadi dewasa dan menempati barisan pertama.
Barisan-barisan permulaan adalah hak orang dewasa. Sekalipun anak-anak berada di barisan belakang, mereka mendapatkan ganjaran sesuai hak mereka. Karenanya, ketertiban masjid dan adab-adabnya, marilah kita jaga. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Dan Allah tidak menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang berbuat baik.