Dalam agama Islam, pengertian tentang hari akhir adalah hari kiamat yang didahului dengan musnahnya alam semesta ini. Jadi pada hari ini akan musnahnya seluruh
makhluk yang masih hidup. Bumi pun akan berganti, bukannya bumi atau
langit yang sekarang ini (Sayyid Sabiq). Beriman kepada hari akhir
termasuk rukun yang kelima dari enam rukun Iman dalam aqidah agama kita, Islam.
Selanjutnya Allah swt. menciptakan alam lain yang disebutnya Alam
Akhirat. Di situlah makhluk akan dibangkitkan yakni dihidupkan lagi
setelah mereka mati, ruhnya dikembalikan dalam tubuhnya dan dengan demikian mereka akan mengalami kehidupan yang kedua kalinya.
Setelah dibangkitkan (diba'ats) lalu setiap jiwa akan dihisab (dipertunjukkan) seluruh
amal yang berupa kebaikan dan krluirukan, maka barang siapa yang
kebaikannya melebihi keburukannya, tentunya oleh Allah Ta'ala akan
dimasukkan dalam surga, sedang barang siapa yang keburukannya lebih
banyak dari kebaikannya, maka akan dimasukkan ke dalam neraka.
Keadaan pada hari kiamat itu penuh bahaya dan krsengsaraan yang
mengerikan, kecuali bagi orang yang brriman. Keadaan yang sangat
berbahaya itu (pada hari kiamat) wajib kita imani, artinya percaya bahwa akan terjadi keadaan yang demikian itu, kemudian sadar akan tergugah hatinya mengerjakan iman, ibadah dan amal saleh. Iman
dan amal saleh itulah penyebab utama bagi keselamatan orang dari
bahaya-bahaya yang dahsyat pada hari kiamat dan dari siksa neraka. Akan
tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti atau tidak mau mengerti dan
tidak percaya, ada juga yang mendustakan sama sekali. Atau ada pula
kepercayaannya setengah-setengah, terbukti dengan adanya
perbuatan-perbuatan mereka yang menjurus ke arah perbuatan menurutkan
kemauan nafsunya, bahkan berani melanggar larangan-larangan dan
meninggalkan yang wajib, tidak mau bersiap-siap untuk bekalnya di
akhirat dan bekal untuk bepergian yang amat jauh menempuh perjalanan
beribu-ribu tahun, yang akan berakhir di tempat yang menguntungkan dan
menggembirakan ialah surga dan mungkin sampai di tempat yang berbahaya
ialah Neraka Jahanam.
Adapun sebab-sebabnya manusia kurang atau tidak percaya adanya hari
kiamat itu, karena di dunia ini tidak ada contoh-contoh yang sama dengan
keadaan di akhirat. Seumpama di dunia ini tidak ada bukti-bukti yang
nyata yaitu lahirnya bayi atau anak binatang dari perut ibunya atau
induk semangnya, kemudian dikatakan bahwa di sana ada Dzat Yang Maha
Kuasa yang membuat keadaan semacam itu, niscaya manusia lebih
membohongkan daya hari kiamat. Allah berfirman dalam surat Al-Qiyämah
(75) ayat 36 - 40 yang berbunyi:
Artinya: "Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja
(tanpa pertanggungjawaban)? Bukankah dia mulanya hanya setetes mani
yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian (mani itu) menjadi sesuatu
yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Dia
menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah
yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?"
Percaya kepada hari akhir merupakan salah satu rukun atau sendi dari rukun iman, akar dan merupakan bagian pokok dari aqidah, bahkan sebagai unsur terpenting di samping kepercayaan kepada Allah Ta'ala.
Yang demikian itu sebabnya ialah karena percaya kepada Allah Ta'ala akan
dapat meyakinkan sumber pertama yang dari padanya itulah timbul segala
yang ada di alam semesta ini, sedang percaya kepada hari kiamat akan dapat meyakinkan bagaimana kejadian yang terakhir bagi segenap makhluk yang pernah ada.
Al-Qur'an memberikan perhatian yang sangat istimewa terhadap penetapan
keimanan pada hari akhir itu. Perhatian yang besar ini dapat diketahui
antara lain Allah Ta'ala tidak mengemukakan hari kiamat itu dengan nama
satu sebutan saja, tetapi menggunakan nama-nama yang berlainan dan setiap nama menunjukkan pengertian apa yang terjadi pada hari itu (Sayyid Sabiq) sebagaimana tersebut di bawah ini:
- Hari Ba'ats (yaum al-Ba'tsi), sebagaimana firman-Nya dalam surat Ar-Rum (30) ayat 56: Artinya: "Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), sungguh kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini (nya)".
- Hari Qiyamat (yaum al-Qiyamah), sebagaimana firman- Nya dalam Al-Qur'an surat Az-Zumar (39) ayat 60: Artinya: "Dan pada hari Kiamat, engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, wajahnya menghitam...."
- Saat (yaum al-Sa'ah), sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur/an surat Al-Qamar (54) ayat 1: Artinya: "Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah”.
- Akhirat (yaum al-Aakhirah), sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surat Al-Ala (87) ayat 16-17: Artinya: "Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal
- Hari Din (yaum al-din), sebagaimana firman-Nya dalam Al-Our'an surat Al-Fatihah (1) ayat 4: Artinya: "Pemilik hari pembalasan".
- Hari Hisab (yaum al-hisab), sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Mu'min (40) ayat 27, yang artinya: Dan (Musa) berkata, sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri, tidak beriman kepada hari (perhitungan amal)."
- Hari Fath (yaum al-fathi), sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surat As-Sajdah (32) ayat 29: Artinya: "Katakanlah, pada hari (kemenangan) itu, tidak berguna lagi bagi orang-orang kafir keimanan mereka dan mereka tidak diberi penangguhan."
- Hari Talaq (yaum al-talaq), sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surat Al-Mu'min (40) ayat 15-16 yang artinya: "Dialah Yang Mahatinggi derajat-Nya, yang memiliki' Arsy', yang menurunkan (wahyu) dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), (yaitu) pada hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada sesuatu pun keadaan mereka yang tersembunyi di sisi Allah. "
- Yaum al-Hasrah, artinya hari penyesalan, sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Maryam (19) ayat 39, yang artinya: "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman. "
- Yaum al-Haq, artinya hari yang pasti terjadi, sebagaimana firman Allah swt. dalam Al-Qur'an surat an-Naba' (78) ayat 39. Artinya: "Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. "
- Yaum al-Jam'i, artinya hari berkumpul, sebagaimana disebutkan dalam surat asy-Syura (42) ayat 7 yang artinya: "Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur'an kepadamu dalam bahasaArab agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk ibukota Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak diragukan adanya. "
- Yaum al-Khulud, artinya hari kekekalan, sebagaimana firman Allah dalam surat Qäf (50) ayat 34, yang artinya: "Masuklah ke dalam surga dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi. "
- Yaum al-Fashli, artinya hari keputusan, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ad-Dukhan (44) ayat 40, yang artinya: "Sungguh hari keputusan (hari Kiamat) adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya. "
- Yaum al-Wa'id, artinya hari terlaksananya ancaman, sebagimana firman-Nya dalam Al-Our'an surat Qaf (50) ayat 20. Artinya: "Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan."
- Yaum al-Khuruj, artinya hari keluar dari kubur, sebagaimana firman Allah swt. dalam Al-Our'an surat Qaf (50) ayat 42. Artinya: "(Yaitu) pada hari (ketika) mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur)."
- Yaum At-Tagabun, artinya hari ditampakkan kesalahan- kesalahan, sebagaimana firman Allah swt. dalam surat At-Tagabun (64) ayat 9. Artinya: "(Ingatlah) pada hari ketika Allah mengumpulkan kamu pada hari berhimpun, itulah hari pengungkapan kesalahan-kesalahan...."
- Yaum al-Tanad, artinya hari pemanggilan, sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Al-Mu'min (23) ayat 32. Artinya: "Dan wahai kaumku. Sesungguhnya aku benar- benar khawatir terhadapmu akan (siksaan) hari saling memanggil."
- Yaum al-Mau'ud, artinya hari yang dijanjikan, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Buruj (85) ayat 2 yang artinya: "Dan demi hari yang dijanjikan."
- Yaum al-Kabir, artinya hari yang besar. Firman Allah swt. dalam surat Hud (11) ayat 3. Artinya: "Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksaan yang besar (hari kiamat)."
- Yaum al-Asir, artinya hari yang sulit. Firman Allah swt. dalam surat Al-Muddassir (74) ayat 9. artinya: "Maka itulah hari yang serba sulit." Demikian nama-nama hari akhir dari duapuluhsatu nama yang tersebut dalam Al-Qur'an.