Bersegeralah (melakukan hal yang bermanfaat) di saat kamu sehat dan memiliki waktu luang. Manfaatkanlah kenikmatan sehat dan waktu luang.
Karena, berapa banyak orang yang mensia-siakan keduanya maka dia
menyimpang (dari jalan), dan dia akan menyesal di saat memetik hasilnya (hari kiamat)
Bait nazham di atas adalah melukiskan tentang begitu pentingnya kesehatan dan waktu luang dalam mencari bekal untuk perjalanan jauh kelak menuju ke dunia akhirat yang kekal. Bait kata tersebut di atas didasari oleh hadits, "Dua kenikmatan yang disia-siakan oleh kebanyakan manusia: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)
Hadis ini merupakan anjuran untuk bersegera melakukan perbuatan baik sebelum kamu disibukkan dengan sakit, usia tua atau kesibukan yang membuatmu tidak dapat melakukan apa-apa.
Allah berfirman, "Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan" (al-Baqarah [2]:148)
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik." (al-Anbiyaa [21]:90) "
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." (an- Najm [53]:41)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah bersabda, 'Bersegeralah melakukan perbuatan baik karena tujuh hal: Apakah kalian akan menunggu sampai kalian miskin yang dilupakan, kaya yang melampaui batas, sakit yang merusak (sakit parah), usia tua rang lemah (artinya pikun), kematian yang telah disiapkan (artinya cepat), Dajjal (hal gaib paling jelek yang ditunggu) atau hari kiamat hari kiamat adalah hari yang paling menakutkan dan paling nenyengsarakan)." (HR. Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh Ma’qil bin Yassar, Rasulullah saw bersabda, 'Tuhan kalian berkata, 'Wahai anak keturunan Adam! Lowongkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu, penuhi hatimu dengan kekayaan dan tanganmu dengan rejeki. Jangan kamu menjauh dariku. Penuhi hatimu dengan kefakiran dan tanganmu dengan kesibukan.'" (HR. Hakim)
Hadis ini merupakan anjuran untuk bersegera melakukan perbuatan baik sebelum kamu disibukkan dengan sakit, usia tua atau kesibukan yang membuatmu tidak dapat melakukan apa-apa.
Allah berfirman, "Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan" (al-Baqarah [2]:148)
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik." (al-Anbiyaa [21]:90) "
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." (an- Najm [53]:41)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah bersabda, 'Bersegeralah melakukan perbuatan baik karena tujuh hal: Apakah kalian akan menunggu sampai kalian miskin yang dilupakan, kaya yang melampaui batas, sakit yang merusak (sakit parah), usia tua rang lemah (artinya pikun), kematian yang telah disiapkan (artinya cepat), Dajjal (hal gaib paling jelek yang ditunggu) atau hari kiamat hari kiamat adalah hari yang paling menakutkan dan paling nenyengsarakan)." (HR. Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh Ma’qil bin Yassar, Rasulullah saw bersabda, 'Tuhan kalian berkata, 'Wahai anak keturunan Adam! Lowongkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu, penuhi hatimu dengan kekayaan dan tanganmu dengan rejeki. Jangan kamu menjauh dariku. Penuhi hatimu dengan kefakiran dan tanganmu dengan kesibukan.'" (HR. Hakim)
Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah
akan memisahkan dunia darinya, menjadikan kemiskinan di hadapannya dan
tidak datang kepadanya dunia kecuali apa yang telah ditakdirkan atasnya.
Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utama maka Allah
akan mewujudkan keinginannya, menjadikan kaya di dalam hatinya dan
mendatangkan dunia untuknya, dan dunia akan tunduk kepadanya." (HR. Ibn
Majjah dan Ibn Hibban).
Riwayat Ibn. Majjah, periwayat hadits ini tsiqqah (kuat). Diriwayatkan
juga oleh Ibn Hibban. Aku telah memberikan nasehat kepada jiwaku (nafs)
maka ia (jiwaku) menerima dan mempercayainya, baik secara perkataan dan
keyakinan. Aku berkata, “Sesungguhnya kamu lebih memperhatikan
kenikmatan dunia yang cepat hilang dan karnupun tidak percaya bahwa
kematian akan datang kepadamu tanpa dapat menghindarinya. Kematian akan
memutuskan apa yang kamu pegang dan merebut apa yang kamu cintai.
Allah berfirman, Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada
mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, Kemudian datang kepada mereka
azab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi
mereka apa yang mereka selalu menikmatinya (asy-Syu’araa [26]:205-207).
Jiwaku berkata, “Kamu benar.” Lalu aku berkata kepada jiwaku, “Kamu
tidak mencari ridha Allah seperti kamu bersungguh-sungguh mencari
perhatian manusia. Kamu tidak mempersiapkan diri untuk kematian seperti
kamu mempersiapkan diri untuk menghadapi musim dingin. Sedangkan
kematian bisa saja datang sebelum musim dingin datang. Bukankah akhirat
merupakan hal yang pasti dialami oleh setiap orang?” Cukup lama
saya berpikir untuk mencari sebab mengapa manusia tidak menyiapkan diri
untuk itu, sedangkan mereka telah mengetahui dan menyakininya. Ternyata
hal itu disebabkan keyakinan bahwa kematian akan lambat datang
kepadanya atau kematian masih jauh darinya. Ini merupakan hal yang
sangat aneh dan ini adalah penyakit yang berbahaya. Yang membawa
seseorang kepada kesesatan dan menunda-nunda melakukan kebaikan.
Sekiranya ada seseorang yang dapat dipercayai berkata bahwa kematiannya
akan datang di akhir minggu ini atau bulan ini. Pasti ia akan
bersungguh-sungguh untuk berjalan di shirat al-mustaqim. Ia juga akan
meninggalkan segala perbuatan yang dianggap mendapatkan keridhaan Allah,
namun pada hakikatnya akan membawa kepada kemurkaanNya. Lebih-lebih
perbuatan yang telah diyakini akan dimurkai Allah.
Aku telah memberikan wasiat kepada jiwaku agar berhati-hati dalam bertindak. Aku pun berwasiat kepada diriku dan dirimu seperti apa yang diwasiatkan oleh Rasulullah "Shalatlah seolah-olah kamu melakukan shalat yang terakhir kalinya, yang tidak memungkinkan kamu shalat lagi setelah itu." Rasulullah telah diberikan jazuami' al-kalim (perkataan yang sedikit tetapi memiliki makna yang banyak).
Aku telah memberikan wasiat kepada jiwaku agar berhati-hati dalam bertindak. Aku pun berwasiat kepada diriku dan dirimu seperti apa yang diwasiatkan oleh Rasulullah "Shalatlah seolah-olah kamu melakukan shalat yang terakhir kalinya, yang tidak memungkinkan kamu shalat lagi setelah itu." Rasulullah telah diberikan jazuami' al-kalim (perkataan yang sedikit tetapi memiliki makna yang banyak).
Barangsiapa yang mengira bahwa shalat yang dilakukannya merupakan shalatnya yang terakhir, maka dalam pelaksanaannya penuh dengan asa takut kepada Allah. Akan tetapi apabila tidak, ia akan terus dalam keadaan lalai dan alpa.
Aku berwasiat kepadamu agar tidak puas atas jiwamu kecuali apabila
telah sampai ke maqam ini, berhati-hatilah atas tipu daya hatimu.
Sesungguhnya tidak ada orang yang terus berada dalam tipu dayanya
kecuali orang-orang yang bodoh.
Anak-anak Adam berjalan di lingkaran takdir Allah dan kematian selalu mencarinya di atas jejak langkahnya.
Alangkah kasihan anak Adam, bagaimana mungkin hatinya merasa aman dan tenang di kala malam dan siang hari. Terkadang seseorang di malam hari merasa aman, tetapi mungkin saja kematian akan mengetuk pintu rumahnya di waktu sahur.
Sekiranya aku mengetahui mengapa orang yang suka bermain tertawa dan orang yang sombong memanjangkan sarungnya.
Karena mungkin saja tangan-tangan kematian akan membalutnya dengan kain kafan.
Beruntunglah seorang yang tidak melampaui batas, maka Allah akan memberinya balasan kemuliaan di sisiNya.
Orang-orang akan selamat darinya dan diapun hidup dengan selamat dan berserah diri kepada Allah atas takdirNya.
Barangsiapa yang berpuasa (dari kemaksiatan) di dunia ini, maka dia tidak akan berbuka kecuali di surga Firdaus.
Wahai Tuhanku, berilah aku kesabaran untuk melakukan apa yang Engkau ridhai dan menjadi hamba-hamba pilihanMu. Karena seorang hamba tidak dapat menerima apa yang tidak diberikan oleh Tuhannya.