Apakah rasa cinta itu akan terus berlanjut setelah menikah? "ya." Memang benar, perasaan cinta ini akan terus berlanjut sampai pada jenjang pernikahan/perkawinan, tetapi dengan syarat setiap suami istri bersarna-sama memelihara pohon cinta, menjaga dan menyiraminya dengan perlakuan yang lembut, dengan kata-kata yang penuh belas kasih, senyum kerelaan dan memberikan
maaf terhadap kesalahan yang terjadi. Kemudian dia juga harus membalas
setiap kerlingan mata yang diberikan di dalam khayalannya yang melayang.
Semua itu yang membentuk dirinya dalam kehidupannya ini sebagai salah
satu malaikat dari malaikat-malaikat yang ada di langit. Pada saat
itulah setiap orang yang saling
mengasihi akan menemukan perjalanan hidupnya di atas sayap kerinduan dan
kasih sayang sampai dia dapat bertemu dengannya tanpa ada orang yang melihatnya dan tidak ada telinga yang mendengarnya serta tidak membahayakan bagi hati manusia.
Dan berikut ini adalah contoh-contoh cerita indah tentang percintaan yang halal dalam agama islam:
Di dalam bukunya yang berjudul Dzammul Hawa, Ibnu A1 Jauzy meriwayatkan
bahwa Abdullah bin Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallaahu 'anhu menikah
dengan Atikah binti Zaid bin 'Umar bin Nufail, dan dia adalah wanita
yang cantik dan elok. Dia memiliki akhlak yang cemerlang. Akan tetapi
dia menyulitkan dirinya di dalam peperangannya, kemudian bapaknya
menyuruh untuk menceraikannya. Dan dia berkata, "Sesungguhnya dia telah
menyulitkanmu dalam peperangan." Lantas dia bersyair:
Mereka berkata, Ceraikanlah dia dan dirikanlah bangunan rumah untuknya
Kesusahan bagimu adalah mimpi orang tidur Sesungguhnya perpisahanku dengannya telah menyatukanku dengan mereka
Kesusahan bagimu adalah mimpi orang tidur Sesungguhnya perpisahanku dengannya telah menyatukanku dengan mereka
Kemudian dia menceraikannya dan bapaknya berjalan sambil bersyair:
Kesewenang-wenanganku tidak akan melupakanmu matahari yang terbit
Dan gemerlap bintang akan selalu menggantung di langit
Hatiku telah sewenang-wenang kepadamu setiap hari dan malam
Bagimu sesuatu yang tersembunyi dalam jiwa itu rahasia
Aku tidak melihat orang sepertiku menceraikannya
Karena tidak ada perempuan seperti dia yang harus dicampakkan
Dia mempunyai hati yang lembut, pikiran yang cerdas, akhlak yang terpuji dan dapat dipercaya
Dan gemerlap bintang akan selalu menggantung di langit
Hatiku telah sewenang-wenang kepadamu setiap hari dan malam
Bagimu sesuatu yang tersembunyi dalam jiwa itu rahasia
Aku tidak melihat orang sepertiku menceraikannya
Karena tidak ada perempuan seperti dia yang harus dicampakkan
Dia mempunyai hati yang lembut, pikiran yang cerdas, akhlak yang terpuji dan dapat dipercaya
Kemudian bapaknya memisahkannya dan memulangkan Atikah kepada orang
tuanya. Selanjutnya Abdullah berjuang bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam pada perang Thaif dan dia terkena anak panah.
Selanjutnya dia meninggal dunia di Madinah dan Atikah berkata sambil menangisinya:
Setelah Nabi dan Abu Bakar, aku tidak mampu lagi diuji dengan sebaik-baik manusia
Aku bersumpah, mataku akan terus bersedih dan kulitku akan terus Berdebu
Aku bersumpah, mataku akan terus bersedih dan kulitku akan terus Berdebu
Demi Allah, siapa yang melihat pemuda yang lebih mulia, sabar dan hangat dalam gejolak daripada dia
Jika Nabi sudah memerintahkan dia serahkan dirinya kepada kematian sehingga hanya tanah merahlah yang tersisa
Apakah kamu mengetahui bagaimanakah cinta? Berapa banyak perempuan Arab
yang rindu kepada seorang laki-laki? Sesungguhnya dia merindukan
sifat-sifat kepahlawanan dan kejantanan pada dirinya walaupun dirinya
diuji dengan peperangan yang dasyat.
Apakah kamu mengetahui bagaimanakah Atikah meratapi suaminya? Sungguh
dia telah meratapinya dengan keahliannya berkuda dalam debu peperangan
dan di dalam bahaya tusukan dan pukulan lawan. Dan dia tidak menyebutkan
ketampanan, kegenitan dan kelembutan tangannya serta kelembutan rambutnya yang seperti singa dan sepatu yang bertumit tinggi
A1 Ashmu'i meriwayatkan dari seorang laki-laki Bani Dhabbah, dia
berkata, "Unta saya telah tersesat dan saya pergi untuk mencarinya,
sampai-sampai saya mendatangi sebuah daerah Bani Sulaim. Ketika berada
di salah satu daerahnya saya menjumpai seorang perempuan maka saya
memutarnya. Ketika dia berlari, maka saya menutup mata saya dari cahaya
wajahnya. Maka dia berkata, "Apa yang dapat saya lakukan untukmu, karena
sesungguhnya saya melihat engkau sedang kebingungan?" Saya berkata,
"Sesungguhnya unta saya telah tersesat dan saya sedang mencarinya."
Perempuan itu berkata, "Apakah engkau menginginkanku untuk menunjukkanmu
di mana dia berada?" Saya menjawab, "Ya." Kemudian perempuan itu
berkata lagi:
"Apa yang telah diberikan mereka kepadamu adalah apa yang telah mereka
ambil, dan jika mereka menghendaki maka mereka akan mengembalikannya."
Maka Aku bertanya kepadanya dengan penuh keyakinan dan bukan untuk
menguji yang menakjubkan diriku dari dirinya adalah kecantikan wajah dan
kesantunannya dalam berbicara, "Apakah anda sudah memiliki suami?"
Perempuan itu menjawab, "Demi Allah saya memiliki suami." Maka dia
menyeru dan menjawab untuk apa dia diciptakan. Dan sebaik-baik suami
sudah dia miliki. Maka saya berkata kepadanya, "Apakah anda memiliki
suami yang tubuhnya tidak tercela dan musibahnya tidak menakutkan,
maksudnya adalah menikah maka perempuan itu diam sesaat kemudian
mengangkat kepalanya dan tampaklah kedua matanya mencucurkan air mata,
selanjutnya dia berjalan dan bersyair:
Kami bagaikan dua ranting yang airnya berasal dari taman surga
Dalam lintasan suka dan duka, sang tuan memisahkan keduanya
Dia telah berjanji, jika waktu mengkhianatiku dia akan setia setelah kepergianku
Akupun begitu, lalu kemalangan menjemputnya beberapa tahun yang lalu
Maka, alihkanlah ejekanmu dan orang yang tidak mengingkari janjinya dengan bujuk rayu
Dalam lintasan suka dan duka, sang tuan memisahkan keduanya
Dia telah berjanji, jika waktu mengkhianatiku dia akan setia setelah kepergianku
Akupun begitu, lalu kemalangan menjemputnya beberapa tahun yang lalu
Maka, alihkanlah ejekanmu dan orang yang tidak mengingkari janjinya dengan bujuk rayu
Kemudian Asmu'i bercerita lagi, dia berkata bahwa Sulaiman bin Abdul
Muluk pergi berekreasi dan bersamanya Sulaiman bin A1 Mihlab bin Abi
Shafrah dari Damasqus. Kemudian mereka berdua melewati sebuah pemakaman
dan melihat seorang perempuan sedang duduk di atas sebuah makam sambil
menangis. Maka, berhembuslah angin dan tersingkaplah cadar dan wajahnya.
Ketika tersingkap, seakan-akan dirinya sedang dirundung kesedihan yang
sangat. Dan kami berdua berhenti sejenak dan merasa heran memandang
kepadanya. Selanjutnya Ibnu Mihlab bertanya kepadanya, "Wahai hamba
Allah, apakah engkau istri Amirul Mu'minin?" Maka perempuan tadi
memandang kepada keduanya dan kemudian memandang ke pemakaman dan
bersyair:
Jika kamu berdua bertanya tentang perasaanku,
sesungguhnya ia tertanam dalam kuburan ini, hai pemuda
Aku sungguh malu dengan debu di antara kita,
seperti aku malu kepadanya dan dia melihatku
sesungguhnya ia tertanam dalam kuburan ini, hai pemuda
Aku sungguh malu dengan debu di antara kita,
seperti aku malu kepadanya dan dia melihatku
Dan orang yang berbicara sejarah tentang keindahan pengabdian mereka
terhadap suami-suami adalah Nailah binti A1 Farafishah istri 'Utsman bin
Affan radhiyallaahu anhu. Dia adalah seorang perempuan yang brilian,
fasih dan memiliki kecantikan dan kesempurnaan. Dia telah menyerahkan
dirinya untuk dibunuh ketika ada penyerbuan sekelompok orang yang mengepung rumah
'Utsman bin Affan secara paksa. Dan ketika salah satu di antara mereka
hendak menghunuskan pedangnya ke tubuh 'Utsman, maka istrinya itu
menahan pedang itu dengan tangannya sehingga terputuslah jari-jarinya.
Pada suatu hari, setelah 'Utsman radhiyallaahu 'anhu telah terbunuh, dia
berdiri di atas pemakamannya dan memohonkan rahmat untuknya. Kemudian
dia meninggalkan tempatnya itu sambil berkata, “Sesungguhnya saya telah
melihat kesedihan yang lusuh sebagaimana lusuhnya sebuah baju. Dan saya
takut kesedihan 'Utsman itu melusuhkan hatiku, sehingga saya meratapinya
dengan membenturkan ke sebuah batu dan terpecahlah giginya bagian
depan. Maka dia berkata, "Demi Allah tidak akan ada seorang laki-laki
pun yang dapat menempati kedudukan Utsman di dalam hatiku untuk
selamanya." Setelah kejadian itu, Mu'awiyah mengirim surat kepadanya
untuk meminangnya. Namun Istri ' Utsman tersebut membalas kepadanya
dengan giginya dan berkata, "Apa pendapat calon pengantin tentang
diriku?"
Mereka menjawab, "Tidak ada wanita yang lebih indah ketika tertawa dibandingkan dia."
Dan kami membatasi cerita ini sampai di sini, karena rangkaian cerita yang menjelaskan hal ini sangat panjang. Yang jelas, rasa cinta yang dimiliki oleh suami istri akan terus ada sepanjang masa.
Dan alasan kami mengambil sebuah contoh dari satra Arab, karena mereka
adalah manusia yang gemar mengungkapkan perasaan mereka dan perasaan orang-orang yang sangat dicintai kepada istri-istri mereka dan perasaan wanita-wanita yang mencintai suami-suami mereka Masa Lalu
Ada juga pertanyaan, "Apabila seorang pemuda atau pemuda ini terjerumus
dalam hubungan semacam ini, kemudian dia bertaubat dan kembali kepada
Allah, apakah hal itu juga terjadi pada perempuan yang menjadi pinangan
atau istrinya?"
Di sini, wahai para pemuda, kita harus mengangkat bendera bahaya untuk
memperingatkan kalian dengan semua bentuk peringatan. Maka pemuda yang
menyebut-nyebut kejantanannya dan kepetualangannya dengan
perempuan-perempuan lain di hadapan pinangan dan istrinya, sesunguhnya
dia menghancurkan dirinya sendiri seperti mempromosikan di dalam
khayalan istrinya. Dan ini akan menjadi sebab secara langsung
memunculkan di dalam hatinya keragu-raguan di dalamnya, di dalam
penggunaannya, di dalam tindakannya dan di dalam rumahnya. Dan hal itu
sama saja meletakkan bisa yang beracun di dalam kehidupannya untuk
membunuh secara perlahan-lahan.
Demikian juga seorang pemudi dengan kondisinya yang sensitif-hendaknya
tidak berkata-kata secara mudah masalah-masalah seperti ini. Dan
hendaknya dia menutupi dengan tirai Allah. Sesungguhnya laki-laki tidak
mungkin dengan kondisinya membayangkan bahwa perempuan ini telah
memiliki laki-laki ini sebelum dirinya. Dan seorang laki-laki tidak akan
lupa terhadap kesalahan-kesalahan istrinya selama hidup. Maka, apabila
seorang perempuan menjelaskan sesuatu dari sisi ini, maka kelengahan
yang sederhana (polos) karena kebodohannya ini telah meletakkan dengan
sukarela bahan peledak di rumahnya, dan hampir membumihanguskan bangunan
kehidupannya.
Dan hendaklah kalian memperhatikan arahan-arahan Islam di dalam masalah
ini yang dibicarakan oleh sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam,
"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu berkata, saya mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap umatku akan
selamat kecuali orang-orang yang suka membuka rahasia.
Dan di antara bentuk kecerobohan adalah seseorang yang berbuat sesuatu
pada malam hari dan kemudian datang pagi hari sedangkan Allah telah
merahasiakannya, akan tetapi dia berkata, "Wahai fulan, semalam aku
berbuat begini dan begini. Sedangkan Allah telah menutupinya semalaman
dan pada pagi hari telah tersingkap tirai Allah darinya." (Hadits
riwayat Bukhari Muslim)
Dari Ibnu 'Umar radhiyallaahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam, beliau bersabda, "Jauhilah oleh kalian kotoran-kotoran yang
dilarang oleh Allah. Barang siapa tertimpa sesuatu dari kotoran itu maka
rahasiakanlah dengan tirai Allah." (Dikeluarkan oleh Hakim dan
diriwayatkan oleh Malik dalam kitab Al Muwaththa’)
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu 'anhu, dia berkata,
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan
berkata, "Saya telah mencium seorang perempuan kota madinah, dan saya
dapat menikmatinya tanpa memasukinya dan saya dapat berbuat sesukaku."
Maka 'Umar berkata, "Allah telah menutupimu kalau seandainya engkau
dapat merahasiakan dirimu." Maka dia tidak mendatangi Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan laki-laki itu pergi. Kemudian Nabi shallallahu
alaihi wa sallam mengikuti laki-laki itu dan memanggilnya serta
membacakan sebuah ayat kepadanya, "Dan dirikanlah sembahyang itu pada
kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat." (Qs. Huud (11): 114).
Maka laki-laki tadi bertanya kepada Rasulullah, "Apakah ayat ini khusus
bagiku atau bagi manusia secara umum?" Maka Rasulullah menjawab, "Bagi
manusia secara keseluruhan." (Hadits riwayat Muslim dan Abu Dawud,
lafazh darinya)
Demikianlah wahai para pemuda, kita dapat menemukan bahwa agama islam
yang lurus tidak senang dengan umpatan dan penyebaran kejelekan. Islam
tidak langsung menegakkan hukuman-hukuman, akan tetapi dia memberikan
kesempatan bagi orang yang berbuat kesalahan atau kekeliruan untuk
memperbaharui kehidupannya lagi menjadi baru dan bersih selama dia mau
bertaubat dan kembali kepada Allah.
"Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. " (Qs. A1 Furqaan (25): 71)